Beberapa Penyakit yang Mengintai Akibat Rumah Kotor dan Berantakan

Membersihkan rumah adalah sesuatu yang melelahkan. Tapi perlu digarisbawahi bahwa rumah yang kotor bukan cuma kurang sedap dipandang. Rumah yang sering dibiarkan kotor dan berantakan membawa dampak kesehatan bagi para penghuninya. Ya, rumah yang seringkali dianggap sebagai tempat ternyaman untuk pulang bisa sangat berpotensi Anda dan anggota keluarga jatuh sakit.


Bersih-bersih rumah bukan cuma soal menyapu dan mengepel lantai saja. Perabotan-perabotan rumah juga perlu dirawat secara berkala. Coba ingat-ingat kapan terakhir kali mengganti sprei di kamar tidur Anda dan anak Anda? Seberapa seringkah Anda membersihkan kamar mandi? Kapan terakhir Anda membersihkan kulkas?

Percuma rumah bagus bila kebersihannya tak terjaga. Rumah yang kotor menjadi penyebab masalah kesehatan yang tak terbantahkan. Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang mengintai akibat rumah kotor dan berantakan:

Penyakit pernapasan

Ya, debu adalah ancaman masalah kesehatan terbesar di rumah. Menurut Jeff May yang menulis buku “My House is Killing Me,” orang-orang yang telah pensiun seringkali ditemukan mengalami gejala pernapasan seperti bersin, mengi, dan ketidaknyaman bernapas. Hal itu mulai terjadi setelah mereka tak lagi bekerja dan menghabiskan lebih banyak waktu di rumah. Dicurigai salah satu penyebab potensialnya adalah tingginya kadar polutan di dalam rumah.

Debu di dalam rumah tak hanya sekedar partikel-partikel kecil yang melayang di udara. Tetapi telah bercampur dengan komponen lain seperti tungau, kotoran mikroba, sel kulit mati, dan zat kimia dari produk pembersih rumah tangga. Sehingga ketika terhirup bisa menyebabkan sejumlah masalah pernapasan.

Debu yang menempel di hidung dapat menyebabkan rinitis, pilek dan bersin-bersin hingga radang selaput lendir. Sementara debu yang masuk lebih dalam ke saluran udara dapat menyebabkan radang pada trakea dan bronkus. Jika tubuh terpapar debu berkelanjutan akibat rumah yang jarang dibersihkan, Anda dan keluarga semakin berisiko terkena penyakit pernapasan yang lebih serius, seperti asma dan infeksi paru-paru.

Penyakit pencernaan

Dapur umumnya digunakan untuk menyiapkan hingga menyimpan makanan sehingga rentan kotor. Ini artinya dapur juga rentan menjadi tempat perkembangbiakan bakteri. Penyakit akibat dapur yang kotor bisa berupa gangguan pencernaan ringan hingga infeksi berat yang memengaruhi sistem tubuh lain (seperti infeksi ginjal), dan mungkin harus rawat inap di rumah sakit.

Meski tampaknya sepele, sisa-sisa makanan yang berserakan di dapur sangat berpotensi menarik perhatian hewan yang bisa membawa bibit penyakit seperti tikus dan kecoa. Peralatan makan kotor yang menumpuk di tempat cuci piring juga dapat menjadi sarang bakteri Campylobacter dan Salmonella yang dapat menyebabkan masalah pada sistem pencernaan seperti diare dan kram perut.

Bakteri juga bisa mengontaminasi makan akibat peralatan masak yang tidak higienis, tidak mencuci tangan saat menyiapkan makanan, dan meja makan yang jarang dibersihkan. Selain itu, bakteri tertentu dapat bertahan hidup di suhu dingin kulkas sehingga mengontaminasi makanan-makanan yang disimpan di dalamnya.

Jadi jangan hanya berpikiran kalau anak Anda sering diare karena jajan sembarangan di luar. Bisa saja disebabkan oleh makanan terkontaminasi yang ia konsumsi di rumah.

Infeksi streptokokus

Kamar mandi juga dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan yang serius. Salah satunya infeksi streptokokus. Infeksi bakteri ini biasanya disebabkan oleh bakteri yang bersarang di gagang pintu, di sekitar toilet dan wastafel. Kontak normal biasanya tidak mengakibatkan infeksi, namun dapat menginfeksi tubuh jika ada luka terbuka

Dampak infeksi streptokokus bisa berbeda-beda. Secara umum, infeksi ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami radang tenggorokan, demam berdarah, infeksi kulit, infeksi saluran kemih, pneumonia, hingga infeksi darah yang bisa berakibat fatal.

Demam berdarah

Saat musim hujan tiba, kita kerap diimbau untuk waspada demam berdarah. Tapi sebetulnya demam berdarah juga bisa menjangkit di musim kemarau. Risiko tertular demam berdarah semakin meningkat ketika suhu lembab dan curah hujan tinggi. Namun, nyamuk pembawa virus demam berdarah semakin tahan terhadap perubahan lingkungan.

Selain itu, seringkali kita tidak menyadari bahwa beberapa tempat di rumah sangat berpotensi menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk, selain di bak mandi. Antara lain di dispenser, vas bunga, tempat cucian, dan tempat makan burung. Sudut ruangan yang gelap dan penuh barang seperti di gudang atau garasi juga menjadi tempat ideal untuk nyamuk membuat sarang.

Stres dan depresi

Pernahkah Anda merasa frustasi ketika melihat tumpukan pakaian yang belum dilipat ke lemari? Atau pakaian kotor rasanya selalu menggunung? Ya, rumah yang kotor dan berantakan ternyata bisa menjadi penyebab stres dan depresi yang mungkin tidak Anda sadari.

Memandang ruang rumah yang berantakan membuat tidak fokus, dan membuat otak menerima pesan seolah pekerjaan rumah ini tak ada habisnya. Akibatnya, Anda mungkin sulit memperoleh kondisi pikiran yang damai. Padahal membuat rumah selalu terlihat rapi dan bersih sebetulnya tidaklah sulit jika Anda melakukannya secara rutin dan terjadwal.

Postingan populer dari blog ini

Bangun Rumah Tanpa IMB, Pemilik Bisa Kena Sanksi Ini

Pernah dengan Tentang Biaya Maintenance Apartemen? Yuks Cari Tahu